Rabu, 12 Maret 2014
Kisah Rasulullah SAW dan Tukang Sapu
Ada seorang wanita berkulit hitam yang suka menyapu, membersihkan, beres-beres atau sebutan orang pabrik melakukan aktifitas 5S bersih-bersih di area masjid Nabi ketika itu.
Nabi SAW dalam kesehariannya sering melihat wanita tersebut ikut shalat berjamaah dan sekalian membersihkan Masjid.
Selang beberapa waktu Rasul yang mulia tidak pernah lagi melihat wanita tersebut.
Sehingga beliau menanyakannya ke para Sahabat. "Wahai Sahabatku di manakah wanita yang sering menyapu dan membersihkan Masjid ini, saya tidak melihatnya dalam beberapa hari ini."
Sahabat kaget dan serba-salah sembari menjawab, "Dia sudah wafat ya Rasulullah beberapa hari yang lalu."
Dengan suara tertekan Rasulullah langsung berujar, "Tunjukkan kepada saya di mana kuburan wanita itu."
Rasulullah SAW langsung bergegas ke kuburan dan mendo’akan wanita tukang sapu tersebut.
Apa HIKMAH yang bisa kita ambil.
Mungkin di mata para Sahabat, wanita tukang sapu itu hanyalah seorang kecil berkulit hitam, tidak ada pentingnya, sehingga kematiannyapun tidak perlu diinformasikan ke Rasulullah SAW.
Sementara bagi Rasulullah SAW wanita itu mendapat perhatian dan dihargai, sehingga Beliau merasa menyesal tidak tahu saat kematian wanita tersebut dan segera menyempatkan dirinya untuk berziarah ke kuburan dan mendo’akannya.
Subhanallooh . . . .
Jadi janganlah pernah kita meremehkan atau menganggap kecil seseorang, walaupun dia hanya seorang tukang sapu. Mungkin mereka kecil di mata manusia, tapi bisa saja mereka lebih mulia di mata ALLAH SWT.
Marilah kita berdoa, bermunajat kepada Allah. Semoga Allah mengampuni kita, dan menghapuskan kita dari segala dosa yang telah lalu.
"Ya Allah...
Ampunilah semua dosa-dosa kami, baik sengaja atau pun tidak, berkahilah kami, ramahtilah kami, berikanlah kami hidayah-Mu agar kami senantiasa dekat kepada-Mu hingga akhir hayat."
Amiiin....
sumber:
https://www.facebook.com/AkuRinduRasulullah
Minggu, 09 Maret 2014
Menikah Dengan Siapa Istri di Surga Nanti
Jika seorang wanita meninggal sebelum dia sempat menikah dengan seorang laki-laki maka Allah lah yang menikahkannya kelak di surga dengan seorang lelaki dunia, sebagaimana sabda Rasulullah saw,”Tidaklah ada di surga seorang bujang.” (HR. Muslim).
Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa jika seorang wanita belum menikah di dunia maka Allah swt yang menikahkannya dengan seseorang yang menyedapkan pandangan matanya di surga. Kenikmatan di surga tidaklah terbatas untuk kaum laki-laki akan tetapi untuk kaum laki-laki dan wanita dan diantara kenikmatan itu adalah pernikahan.
Demikian halnya dengan seorang wanita yang meninggal dalam keadaan sudah dicerai.
Demikian pula terhadap seorang wanita yang suaminya tidak masuk surga, Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa seorang wanita yang masuk surga dan belum menikah atau suaminya tidak termasuk kedalam ahli surga maka jika wanita itu masuk surga dan di surga terdapat lelaki dunia yang belum menikah maka seorang dari merekalah yang menikahinya.
Adapun seorang wanita yang meninggal setelah menikah dan dia termasuk ahli surga maka di surga dia akan bersama suaminya yang menikahinya saat meninggalnya.
Adapun seorang wanita yang ditinggal suaminya terlebih dahulu kemudian ia tidak menikah lagi setelahnya hingga dia meninggal dunia maka wanita itu akan menjadi istrinya di surga.
Adapun seorang wanita yang ditinggal suaminya terlebih dahulu kemudian ia menikah lagi setelah itu maka wanita itu menjadi istri bagi suaminya yang terakhir walaupun wanita itu pernah menikah dengan beberapa laki-laki, sebagaimana sabda Rasulullah saw, ”Seorang istri untuk suaminya yang terakhir.”
(Silsilatu al Ahadits ash Shahihah Lil Albani) dan perkataan Hudzaifah kepada istrinya, ”Jika engkau mau menjadi istriku di surga maka janganlah engkau menikah sepeninggalku. Sesungguhnya seorang istri di surga adalah untuk suaminya yang terakhir di dunia. Karena itu Allah swt mengharamkan istri-istri Nabi untuk menikah sepeninggal beliau saw karena mereka adalah istri-istrinya Nabi SAW di surga.”
sumber:
http://www.akhwatmuslimah.com/2013/11/1416/keadaan-seorang-isteri-di-surga/
Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa jika seorang wanita belum menikah di dunia maka Allah swt yang menikahkannya dengan seseorang yang menyedapkan pandangan matanya di surga. Kenikmatan di surga tidaklah terbatas untuk kaum laki-laki akan tetapi untuk kaum laki-laki dan wanita dan diantara kenikmatan itu adalah pernikahan.
Demikian halnya dengan seorang wanita yang meninggal dalam keadaan sudah dicerai.
Demikian pula terhadap seorang wanita yang suaminya tidak masuk surga, Syeikh Ibnu Utsaimin mengatakan bahwa seorang wanita yang masuk surga dan belum menikah atau suaminya tidak termasuk kedalam ahli surga maka jika wanita itu masuk surga dan di surga terdapat lelaki dunia yang belum menikah maka seorang dari merekalah yang menikahinya.
Adapun seorang wanita yang meninggal setelah menikah dan dia termasuk ahli surga maka di surga dia akan bersama suaminya yang menikahinya saat meninggalnya.
Adapun seorang wanita yang ditinggal suaminya terlebih dahulu kemudian ia tidak menikah lagi setelahnya hingga dia meninggal dunia maka wanita itu akan menjadi istrinya di surga.
Adapun seorang wanita yang ditinggal suaminya terlebih dahulu kemudian ia menikah lagi setelah itu maka wanita itu menjadi istri bagi suaminya yang terakhir walaupun wanita itu pernah menikah dengan beberapa laki-laki, sebagaimana sabda Rasulullah saw, ”Seorang istri untuk suaminya yang terakhir.”
(Silsilatu al Ahadits ash Shahihah Lil Albani) dan perkataan Hudzaifah kepada istrinya, ”Jika engkau mau menjadi istriku di surga maka janganlah engkau menikah sepeninggalku. Sesungguhnya seorang istri di surga adalah untuk suaminya yang terakhir di dunia. Karena itu Allah swt mengharamkan istri-istri Nabi untuk menikah sepeninggal beliau saw karena mereka adalah istri-istrinya Nabi SAW di surga.”
sumber:
http://www.akhwatmuslimah.com/2013/11/1416/keadaan-seorang-isteri-di-surga/

