Hikmah Teladan

Hikmah Teladan Umat Islam

  • Home
  • Sitemap
  • Pasang Iklan
Beranda » sahabat nabi » Khalifah Umar bin Khattab Sangat Peduli

Khalifah Umar bin Khattab Sangat Peduli

KHALIFAH Umar bin Khattab tertegun. Ia tidak pernah menyangka, di tengah-tengah paceklik yang menimpa, masih ada seorang perempuan tua yang luput dari perhatiannya.

Suatu massa dalam kepemimpinan Umar, terjadilah Tahun Abu. Masyarakat Arab, mengalami masa paceklik yang berat. Hujan tidak lagi turun. Pepohonan mengering, tidak terhitung hewan yang mati mengenaskan. Tanah tempat berpijak hampir menghitam seperti abu.

Putus asa mendera dimana-mana. Saat itu, Umar sang pemimpin menampilkan kepribadian yang sebenar-benar pemimpin. Keadaan rakyat diperhatikannya saksama. Tanggung jawabnya dijalankan sepenuh hati. Setiap hari diinstruksikan menyembelih onta-onta potong dan disebarkan pengumuman kepada seluruh rakyat. Berbondong-bondong ribuan rakyat datang untuk makan.

Semakin pedih hatinya. Saat itu, kecemasan menjadi kian tebal. Dengan hati gentar, lidah kelunya berujar, “Ya Allah, jangan sampai umat Muhammad menemui kehancuran di tangan ini”.

Umar menabukan memakan daging, samin dan susu untuk perutnya. Bukan apa-apa, ia khawatir makanan untuk rakyatnya berkurang. Ia, si pemberani itu hanya menyantap minyak zaitun dengan sedikit roti. Akibatnya, perutnya terasa panas dan kepada pembantunya ia berkata “Kurangilah panas minyak itu dengan api”. Minyak pun dimasak, namun perutnya kian bertambah panas dan berbunyi nyaring. Jika sudah demikian, ditabuh perutnya dengan jemari seraya berkata, “Berkeronconglah sesukamu, dan kau akan tetap menjumpai minyak, sampai rakyatku bisa kenyang dan hidup dengan wajar”.

Hampir setiap malam Umar bin Khattab sering melakukan perjalanan diam-diam. Ditemani salah seorang sahabatnya, ia masuk keluar kampung. Ini ia lakukan untuk mengetahui kehdiupan rakyatnya. Umar khawatir apakah hak-hak mereka telah dibayarkan oleh para wakil dan kaki tangannya, ataukah belum.

Malam itu pun, bersama Aslam, Khalifah berada di suatu kampung terpencil. Kampung itu berada di tengah-tengah gurun yang sepi. Saat itu Khalifah terperanjat. Dari sebuah kemah yang sudah rombeng, terdengar seorang gadis kecil sedang menangis berkepanjangan. Umar bin khattab dan Aslam bergegas mendekati kemah itu, siapa tahu penghuninya mungkin membutuhkan pertolongan mendesak.

Setelah dekat, Umar melihat seorang perempuan tua tengah menjerangkan panci di atas tungku api. Asp mengepul-ngepul dari panci itu, sementara si ibu terus saja mengaduk-aduk isi panci dengan sebuah sendok kayu yang panjang.

“Assalamu’alaikum,” Umar memberi salam.

Mendengar salam Umar, ibu itu mendongakan kepala seraya menjawab salam Umar. Tapi setelah itu, ia kembali pada pekerjaannya mengaduk-aduk isi panci.

“Siapakah gerangan yang menangis di dalam itu?” tanya Umar.

Dengan sedikit tak peduli, ibu itu menjawab, “Anakku….”

“Apakah ia sakit?”

“Tidak,” jawab si ibu lagi. “Ia kelaparan.”

Umar dan Aslam tertegun. Mereka masih tetap duduk di depan kemah sampai lebih dari satu jam. Gadis kecil itu masih terus menangis. Sedangkan ibunya terus mengaduk-aduk isi pancinya.

Umar tidak habis pikir, apa yang sedang dimasak oleh ibu tua itu? Sudah begitu lama tapi belum juga matang. Karena tak tahan, akhirnya Umar berkata, “Apa yang sedang kaumasak, hai Ibu? Kenapa tidak matang-matang juga masakanmu itu?”

Ibu itu menoleh dan menjawab, “Hmmm, kaulihatlah sendiri!”

Umar dan Aslam segera menjenguk ke dalam panci tersebut. Alangkah kagetnya ketika mereka melihat apa yang ada di dalam panci tersebut. Sambil masih tebelalak tak percaya, Umar berteriak, “Apakah kau memasak batu?”




Perempuan itu menjawab dengan menganggukkan kepala.

“Buat apa?”

Dengan suara lirih, perempuan itu kembali bersuara menjawab pertanyaan Umar, “Aku memasak batu-btu ini untuk menghibur anakku. Inilah kejahatan Khalifah Umar bin Khattab. Ia tidak mau melihat ke bawah, apakah kebutuhan rakyatnya sudah terpenuhi belum. Lihatlah aku. Aku seorang janda. Sejak dari pagi tadi, aku dan anakku belum makan apa-apa. Jadi anakku pun kusuruh berpuasa, dengan harapan ketika waktu berbuka kami mendapat rejeki. Namun ternyata tidak. Sesudah magrib tiba, makanan belum ada juga. Anakku terpaksa tidur dengan perut yang kosong. Aku mengumpulkan batu-batu kecil, memasukkannya ke dalam panci dan kuisi air. Lalu batu-batu itu kumasak untuk membohongi anakku, dengan harapan ia akan tertidur lelap sampai pagi. Ternyata tidak. Mungkin karena lapar, sebentar-sebentar ia bangun dan menangis minta makan. “

Ibu itu diam sejenak. Kemudian ia menlanjutkan, “Namun apa dayaku? Sungguh Umar bin Khattab tidak pantas jadi pemimpin. Ia tidak mampu menjamin kebutuhan rakyatnya.”

Mendengar penuturan si Ibu seperti itu, Aslam akan menegur perempuan itu. Namun Umar sempat mencegah. Dengan air mata berlinang ia bangkit dan mengajak Aslam cepat-cepat pulang ke Madinah. Tanpa istirahat lagi, Umar segera memikul gandum di punggungnya, untuk diberikan kepada janda tua yang sengsara itu.

Karena Umar bin Khattab terlihat keletihan, Aslam berkata, “Wahai Amirul Mukminin, biarlah aku saya yang memikul karung itu….”

Dengan wajah merah padam, Umar menjawab keras, “Aslam, jangan jerumuskan aku ke dalam neraka. Engkau akan menggantikan aku memikul beban ini, apakah kaukira engkau akan mau memikul beban di pundakku ini di hari pembalasan kelak?”

Aslam tertunduk. Ia masih berdiri mematung, ketika tersuruk-suruk Khalifah Umar bin Khattab berjuang memikul karung gandum itu. Angin berhembus. Musim paceklik terus saja hinggap di tanah Arab.

sumber: islampos.com
Tweet

Jangan sampai ketinggalan postingan-postingan terbaik dari Hikmah Teladan. Berlangganan melalui email sekarang juga:

Artikel keren lainnya:

Ditulis oleh Sungai Awan pada tanggal Jumat, 31 Oktober 2014
Posting Lebih Baru
Posting Lama
Beranda
Lihat versi seluler

Arsip Blog

  • ►  2025 (22)
    • ►  November (9)
    • ►  Oktober (12)
    • ►  Juli (1)
  • ►  2022 (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2021 (7)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2020 (3)
    • ►  Desember (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
  • ►  2019 (6)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (3)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2018 (14)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2017 (29)
    • ►  Oktober (2)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (14)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2016 (12)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2015 (26)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (1)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (11)
  • ▼  2014 (132)
    • ►  Desember (10)
    • ►  November (17)
    • ▼  Oktober (27)
      • Khalifah Umar bin Khattab Sangat Peduli
      • Ahok Katanya Dihujat Via Mimbar Masjid
      • Hadits Tentang Bahaya Keluar Saat Maghrib
      • Amalan Sesat Lain di Bulan Muharam
      • 15 Macam Tanda Kalau Bencana akan Segera Ditimpakan
      • Keunikan Demam pada Manusia
      • Hukum Gadai dalam Islam
      • Apakah Hukum Karma itu Ada?
      • Kisah Raja Iskandar Zulkarnain dari Romawi
      • Apa itu Khawarij dan 8 Ciri-Cirinya
      • Apa Hukum Selamatan Sesudah Pulang Haji
      • Para Pemimpin Penyesat Sangat Dikhawatirkan Nabi
      • Syiah Ajarkan Bahwa Abu Bakar dan Umar adalah Musu...
      • Kisah Nabi Ibrahim dan Patung
      • Semua Kyai NU Perbolehkan Hisap Rokok
      • Doa Agar Segera Dapat Jodoh
      • 5 Cara Menggapai Surga Lewat Pernikahan
      • Kapan Anak Perempuah Harus Memakai Jilbab
      • Kehebatan Surat Fush­shilat Ayat 26 Bikin Kagum
      • Bolehkah Shalat Gerhana Sendiri di Rumah
      • Apa Hukum Haji dari Harta Haram
      • Ahok Gugat Pedagang Hewan Qurban
      • 4 Nasehat Nabi SAW untuk Para Suami
      • Doa Menyembelih Hewan Kurban
      • 11 Aturan dan Adab Shalat Iedul Adha
      • Jenis Hewan Kurban yang Diperbolehkan
      • Selamat dari Kecelakaan Berkat Sedekah
    • ►  September (13)
    • ►  Agustus (19)
    • ►  Juli (17)
    • ►  Juni (6)
    • ►  Mei (9)
    • ►  April (9)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (1)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (66)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (4)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (4)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (16)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (13)
  • ►  2012 (44)
    • ►  Desember (2)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (2)
    • ►  Juli (4)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Februari (10)
    • ►  Januari (22)
  • ►  2011 (281)
    • ►  Desember (13)
    • ►  November (27)
    • ►  Oktober (22)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (21)
    • ►  Juli (18)
    • ►  Juni (31)
    • ►  Mei (31)
    • ►  April (32)
    • ►  Maret (21)
    • ►  Februari (24)
    • ►  Januari (33)
  • ►  2010 (160)
    • ►  Desember (11)
    • ►  November (22)
    • ►  Oktober (25)
    • ►  September (28)
    • ►  Agustus (30)
    • ►  Juli (14)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (12)
    • ►  April (11)

Label

10 Hikmah Puasa Senin Kamis Menurut Orang Barat cerita hikmah Doa hadits haji Islam Makhluk halus Malaikat mukjizat nabi Nabi nabj Pojok Hikmah Puasa qur'an Rasulullah sahabat Sahabat sahabat nabi Shalat Tafsir Mimpi teladan Zakat

Pengikut

Copyright © 2015 Hikmah Teladan - Powered by Blogger
Template by Mas Sugeng - Versi Seluler