Al-Faqih berkata :
Ayah saya bercerita bahwa dikalangan Bani Israil ada seorang wanita pelacur yang sangat cantik. Pintu rumahnya selalu terbuka dan setiap orang yang lewat bisa melihat dia sedang duduk di sofa yang berada persis di depan pintu rumahnya. Setiap orang yang melihat tertarik kepadanya dan seorang itu, baru dipebolehkan masuk ke rmhnya jika ia menyerahkan uang sepuluh dinar. Pada suat...u hari ada seorang pemuda yang sangat taat beribadah lewat didepan pintu rumahnya.
Ketika menoleh ia melihat wanita cantik itu sedang duduk dan ia tertarik. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menghilangkan ketertarikannya. Tetapi pemuda tidak mampu, sehingga akhirnya ia menjual barang-barangnya dan mengumpulkan uang yang diperlukan untuk bisa masuk kerumah wanita itu.
Setelah terkumpul uang yang diperlukan ia datang ke pintu rumah wanita itu untuk menyerahkan uang yang dimaksud. Wanita itu menerimanya dan mereka duduk bersama.
Ketika ketika wanita itu mengulurkan tangan hendak merangkulnya, tiba-tiba atas rahmat Allah ia sadar bahwa ia dalam suasana yang haram yang bisa menghapus amal baik.Hatinya bergetar dan wajahnya pucat. Melihat perubahan yang begitu mendadak, wanita itu bertanya kepadanya, apa yang menimpamu ?
Ia menjawab :
Aku takut kepada Tuhanku, maka izinkan aku keluar.
Wanita itu berkata : Bodoh kamu, banyak orang yang ingin memperoleh kesempatan seperti ini. Apa sebenarnya yang terjadi pada dirimu ? Ia menjawab sesungguhnya aku takut kepada Allah.
Uang yang telah aku berikan kepadamu ambilah, halal bagimu. Izinkan aku keluar, wanita itu berkata kepadanya : Tampaknya kamu belum pernah melakukannya hal yang seperti ini ?
Ia menjawab : Benar, aku belum pernah melakukannya. Wanita itu bertanya : Siapa kamu dan tinggal dimana ? Setelah memberitahukannya, pemuda itu pun berlalu, seraya menangis dengan penyesalan yang mendalam. Melihat sikap tersebut wanita itu sangat terkesan dan berkata didalam hatinya, orang itu baru akan melakukan pertama kali tapi sudah sangat demikian mendalam takutnya, bagaimana dengan diriku yang telah melakukan dosa bertahun-tahun lamanya.
Tuhan yang ia takuti sama dengan Tuhanku, maka seharusnya aku lebih takut dari pada dia.Kemudian ia bertobat kepada Allah Ta'ala. Ia menutup pintu rumahnya dan tekun beribadah.
Di dalam hatinya ia berkata, bagaimana kalau aku mencari laki-laki itu dan mudah-mudahan ia mau mengawini dan membantu aku dalam masalah beribadah kepada Allah. Perempuan itu bergegas untuk mencarinya dengan membawa membawa harta yang cukup.
Laki-laki itu diberi tahu bahwa ada seorang perempuan yang mencarinya, maka ia keluar dan menemuinya. Saat perempuan tadi membuka cadar yang menutupi wajahnya dengan maksud laki-laki itu mengenalinya.
Ketika melihat perempuan itu, ia teringat akan apa yang terjadi antara dirinya dan wanita itu, sehingga ia menjerit sejadi-jadinya dan nyawanya keluar saat itu juga.
Perempuan itu berkata : Aku ke sini karena dirinya, tetapi tiba-tiba ia meninggal dunia. Maka, apakah ada salah seorang diantara saudaranya-saudaranya yang memerlukan isteri ?
Orang dikampung itu berkata :
Ia mempunyai saudara yang shaleh akan tetapi tidak mempunyai kekayaan apa-apa. Perempuan itu menjawab, tidak masalah, aku mempunyai kekayaan yang cukup.
Kemudian saudaranya itu mengawininya, maka lahirlah tujuh anak laki-laki yang semuanya menjadi orang shaleh.
Dipetik pada Kitab Tanbihul Ghafilin jilid 1 hal 206, 207, 208.
Karya Abul Laits As-Samarqandi.
Artikel keren lainnya: