Penebusan dosa dalam agama kristen merupakan salah satu pokok ajaran agama Kristen, sebab uma kristiani yakin bahwa kematian yesus di salib adalah alam rangka menebus dosa-dosa manusia.
Sebab tanpa kematian Yesus, tidak ada penebusan dosa. Oleh sebab iu, mereka sangat yakin bahwa yesus adalah sang juruselamat penuebus dosa. Menjadi pertanyaan, benarkah yesus adalah sang juruselamat penebus dosa? Apakah ajaran penebusan dosa diajarkan yesus dalam injil?
Dosa menurut al-kitab (Bibel) berawal dari kejatuhan Adam, ketika memakan buah terlarang. Dalam pandangan al kitab, upah dari dosa adalah maut. Maka menurut logika paulus yang masih terpengaruh ajaran agama paganisme (penyembah berhala), zaman dahulu , menurut perjanjian lama, apabila mereka telah banyak berbuat dosa , maka harus menyembelih hewan, seperti sapi atau domba sebagai korban penebus dosa. Mereka percaya bahwa darah hewan itu, bisa mensucikan mereka, sebagaimana tertulis dalam kitab Taurat Musa :
‘Karena nyawa makhluk ada di dalam darahnya dan Aku telah memberikan darah itu kepadamu diatas mezbah untuk mengadakan perdamaian bagi nyawamu, karena darah mengadakan perdamain dengan perantaraan nyawa’ (Imamat 17: 11)
Ajaran penebusan dosa dengan darah dan nyawa binatang sangat jelas sekali dilakukan oleh nabi Harun, dalam kita taurat Musa, sebagaimana ayat dibawah ini:
“Harun harus mempersembahkan lembu jantan yang akan , ia harus menjadi korban penghapus dosa baginya sendiri dan mengandakan pendamaian baginya dan bagi keluarganya menyembelih lembu jantan itu”. (Imamah 16:11)
Ajaran penebusan dosa dengan darah dan nyawa binatang, sangat mempengaruhi paulus, sebab dia hidup di zaman kepercayaan agama kafir kuno (paganisme) yang masih sangat kental. Maka tidak heran jika dalam surat kepada jemaat Ibrani, Paulus menulis sebagai berikut :
“Dan hampir segala sesuatu disucikan menurut hukum taurat dengan darah, dan tanpa penumpahan darah tidak ada pengampunan”. (Ibrani 9:22)
Menurut logika Paulus, kalau darah dan nyawa hewan saja bisa menghapus dosa-dosa manusia, betapa lebihnya darah dan nyawa Yesus, sebagai korban yang paling sempurna dan tak bercacat. Maka ditulislah surat kepada jemaat Ibrani sebagai berikut :
“Dan ia (Yesus) telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal. Sebab, jjika darah domba jantan dan darah lembu jantan dan percikan abu lembu muda menguduskan mereka yang najis, sehingga mereka disucikan secara lahiriah, betapa lebihnya darah kristus, yang oleh Roh yang kekal telah memperembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagi persembahan yang tak ber cacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup”. (Ibrani 9:12-14)
Menurut logika Paulus, akibat dosa yang dilakukan oleh Adam telah menjalar kepada semua orang, sehingga semua orang telah berdosa, maka ditulislah surat kepada jemaat di Roma sebagai berikut :
“Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa iu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalan kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa”. (Roma 5:12)
Menurut penulis Injil Yohanes, karena semua orang tidak terkecuali telah berdosa, maka perlulah diadakanpendamaian dengan Tuhan.Agar supaya semua manusia bisa ditebus dosanya, maka Tuhan membuat suatu rencana besar untuk memulihkan manusia dari dosa, maka Tuhan mengutus anak-Nya yang tunggal untuk dijadikan korban penebusan dosa, yaitu Yesus. Maka Yohanes menulis dalam Injilnya, sebagai berikut :
“Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”.(Yohanes 3 :16)
Jika Allah harus korbankan anak-Nya yang bernama Yesus, untuk mati di kayu salib agar dosa-dosa manusia tertebus, berarti Allah telah hilang kemahakuasaan-Nya. Seolah Allah sudah tidak ber daya, maka jalan satu-satunya Dia harus korbankan Yesus sebagai tumbal, agar dosa-dosa orang tertebus. Bukankah ini melecehkan kemahakuasaan Tuhan? Tuhan bisa saja mengampuni dosa manusia tanpa harus mengorbankan Yesus bukan?
Mengenai pelanggaran dan ketidaktaatan Adam, maka semua manusia jatuh di dalam dosa, untuk itu perlulah ada suatu pebuatan pembenaran berupa ketaatan Yesus yang rela mati di kayu salib dalam rangka menebus dosa manusia, maka Paulus menulis surat kepada jemaat di Roma :
“Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidak taatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang, semua orang menjadi orang benar”. (Roma 5 : 18-19)
Maksud surat Paulus itu, ialah pelanggaran yang Adam lakukan karena ketidaktaatannya, maka semua orang menjadi berdosa. Dan maksud perbuatan kebenaran dan ketaatan satu orang pada ayat itu tersebut itu juga, yaitu pengorbanan Yesus yang mati di salib, maka semua orang menjadi benar (selamat). Itulah bukti bahwa ajaran penebusan dosa adalah ajaran berdasarkan logika Paulus.
Bukti-bukti lain bahwa ajaran penebusan dosa adalah ajaran Paulus, simaklah surat-surat kiriman Paulus lainnya :
Kolose 1 : 13-14 :
(13) Ia telah melepskan kita dari kuasa kegelapan dan memindahkan kita ke dalam kerajaan Anak-Nya yang kekasih.
(14)Di dalam Dia (Yesus), kita memiliki penebusan kita, yuaitu pengampunan dosa.
1 Timotius 2 : 5-6
(5) Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesu,
(6) yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia : itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Ibrani 9 : 28
Demikian pula Kristus hanya satu kali saja mengorbankan diri-Nya untuk menanggung dosa banyak orang. Sesudah itu Ia akan menyatakan diri-Nya sekai lagi tanpa menanggung dosa untuk menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia”.
Itulah bukti-bukti bahwa ajaran penebusan dosa adalah ajaran Paulus dan penulis Injil lainnya, bukan ajaran Allah maupun Yesus. Dan masih banyak lagi ayat-ayat yang sejatinya itu buatan Paulus.
sumber:
voa-islam.com