Kamis, 26 Juni 2014

6 Pendukung Jokowi

Calon walikota solo alternatif harus Islam abangan.

Islam KTP doank. Lebih bagus bila tak punya pengalaman, karena hanya untuk dipajang. Banyak calon bermunculan, pilihan jatuh pada Joko Widodo, yang ditemukan, dibawa dan dikenalkan oleh anak Slamet Suryanto, Bimo Putranto.

Bimo Putranto merekomendasi Jokowi. Walikota Suryanto dan Ketua PDIP Rudyatmo setuju, Tapi itu belum cukup, Jokowi harus dibawa ke Heru, pejabat BIN Jateng dan Seno Samodro (sekarang Bupati Boyolali), untuk minta restu mereka, Jokowi juga harus dapat restu preman & mafia tua Surakarta : Pur Wisanggeni, bandar Judi "capjikia wisanggeni" Dia bohir Rudi & Jokowi.

Setelah dukungan untuk Jokowi kuat, barulah Jokowi diduetkan bersama Rudyatmo, maju di Pilwalkot Solo tahun 2005 lalu. Menang 36% suara.

Jadi, pendukung Jokowi - Rudyatmo di Pilkada Solo :

1. Slamet Suryanto & anaknya Bimo Putranto
2. PDIP dari Faksi Katolik & Komunis
3. Heru Besar & Seno Samodro (sekarang : wakil Gubernur Jateng &. Bupati Boyolali)
4. Pur Wisanggeni (Mafia Tua & Bandar Judi Solo)
5. Jong Indonesia dan Pasoepati (Presiden/ketuanya Bimo Putranto) Posoepati = Batalion desertir TNI / Batalion Panembahan Pasoepati
6. Hoo Hap (Hoo Hap organisasi rahasia/bawah tanah komunis Cina Solo) Hoo Hap = PMS = Perkumpulan Masyarakat Solo

Pendukung Jokowi - Rudyatmo berikutnya adalah Massa Genk preman Solo tengah & Solo timur, juga berafiliasi pada eks PKI. Jokowi - Rudy hanya menang 36% di pilkada Solo thn 2005. Kenapa bisa menang 90% pada 2010? Apakah komunis Solo bangkit Kembali ?

Prestasi dan kinerja Jokowi - Rudy di Solo hanya rata-rata bahkan di bawah standar kota sejenis. Plus banyak korupsi.

sumber:
voa-islam.com