Selasa, 01 Juli 2014

Ini Dia Biang Kerok Kristenisasi di Pulau Jawa

Perjalanan Imprealis barat dalam menguasai Jawa serta Nusantara secara umum, terbagi menjadi dua zaman, dan semuanya itu tidak lepas dari inti misi mereka yakni mengkristenkan negeri jajahan.

Adapun perdagangan dan wilayah adalah topeng agar lebih mudah untuk memasuki sebuah negeri baru.

Imprealisme kuno dari kalangan Katolik misalnya, mendapatkan mandat langsung dari Paus Alexsander VI dengan perjanjian tordesilas Spanyol 1494, ini yang di sebut zaman pertama. Selanjutnya pemerintah kolonial Belanda yang menjadikan gerakan Protestan sebagai landasan perjuangan, mereka memasuki nusantara setelah pasukan portugis dan spanyol gagal dalam mengelabuhi pribumi.

Pada tahun 1598, para pedagang Belanda mulai datang ke Nusantara, empat tahun berikutnya di dirikanlah Verenigde Oast-Indsiche Compagnie (VOC) pada tahun 1602M , dimana VOC di bentuk dalam rangka menghindari persaingan antar kelompok pedagang Belanda.

Joh.F.Snelleman menjelaskan dalam Encyclopaedie van Nederlandsch-indie, Belanda tidak jauh beda dengan Portugis, misi untuk mengkristenkan warga jawa menjadi target penting dalam jajahan mereka.3G (Glory,Gold,Gospel) menjadi visi misi yang tak boleh terlupakan.

Bahkan VOC mendapatkan mandat langsung dari Gereja Protestan Belanda, yang waktu itu sebagai Gereja Negara untuk menyebarkan Kristen. Ini sesuai dengan pasal 36 pengakuan iman belanda 1561 yang berbunyi:

“juga jabatan itu (maksudnya tugas pemerintah) meliputi : mempertahankan pelayanan Gereja yang kudus, memberantas dan memusnahkan seluruh penyembahan berhala dan agama palsu, menjatuhkan Kerajaan Anti-Kristus, dan berikhtiyar supaya Kerajaan Yesus Kristus berkembang” demikian kami nukil dalam buku Mengkristenkan jawa.

Dari sinilah, VOC melancarkan aksinya, bahkan banyak sekali para pendeta muda Kristen Belanda yang ikut ke jawa untuk berlomba menyebarkan Kristen ke pribumi saat itu. Dan sebagian di jadkan pegawai VOC.

sumber:
voa-islam.com