Minggu, 20 Juli 2014

Tayangan Tafsir Al-Misbah oleh Quraish Shihab Menunai Kontroversi - Nabi Muhammad SAW Tidak Masuk Surga

Tayangan Tafsir Al-Misbah yang dibawakan Quraish Shihab di Metro TV pada Sabtu (12/7) menunai kontroversi. Itu setelah pakar tafsir terkemuka tersebut menyinggung bahwa Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak mendapat jaminan tempat di surga.

Pernyataan itu dikeluarkan alumnus Universitas Al Azhar Kairo itu ketika ditanya sang pembaca acara bahwa Rasulullah adalah manusia mulia yang dijamin masuk surga.

Berikut kutipan dialog tersebut:

“Tidak benar. Saya ulangi tidak benar bahwa Nabi Muhammad mendapat jaminan Surga. Surga itu hak prerogratif Allah. Memang kita yakin bahwa Beliau mulia. Mengapa saya katakan begitu? Karena ada seorang sahabat Nabi dikenal orang, terus teman-teman di sekitarnya berkata, 'bahagialah Engkau akan mendapat surga'. Kemudian Nabi dengar, siapa yang bilang begitu, Nabi berkata, tidak seorang pun orang masuk surga karena amalnya, dia berkata baik amalnya akan masuk surga, surga adalah hak prerogratif Tuhan,” ujar Quraish Shihab.

Dia melanjutkan, “Kalau ditanya, kamu pun tidak wahai Muhammad? Kecuali kalau Allah menganugerahkan rahmat kepada saya. Jadi kita berkata, kita berkata dalam konteks surga dan neraka tidak ada yang dijamin Tuhan, kecuali kita katakan bahwa Tuhan menulis di dalam kitab sucinya bahwa yang taat itu akan dapat surga. Ada ayatnya,” tambahnya.
Pernyataan tersebut bisa memunculkan pemahaman meragukan kebenaran ajaran Islam yang Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bawa. Jika Muhammad sebagai rasul dalam Islam, dirinya tidak dijamin masuk surga, apa jaminan kebenaran Islam itu, lalu bagaimana dengan nasib umat-umatnya yang mengikuti ajarannya.

Alasan tokoh yang dikenal dekat dengan Syi’ah ini adalah hadits yang diterjemahkan olehnya, “Tidak seorangpun masuk surga karena amalnya.”

Makna hadits yang disebutkan bapak dari Najwa Shihab yang tak berjilbab, telah ditulis Imam Nawawi di shahihnya dengan judul bab,

بَاب لَنْ يَدْخُلَ أَحَدٌ الْجَنَّةَ بِعَمَلِهِ بَلْ بِرَحْمَةِ اللَّهِ تَعَالَى

“Bab: Seseorang tidak masuk surga dengan amalnya, tapi dengan rahmat Allah Ta’ala.”

Kemudian beliau menyebutkan hadits yang berbunyi,

وَاعْلَمُوا أَنَّهُ لَنْ يَنْجُوَ أَحَدٌ مِنْكُمْ بِعَمَلِهِ قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْتَ قَالَ وَلَا أَنَا إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ بِرَحْمَةٍ مِنْهُ وَفَضْلٍ

“Dan ketahuilah, sesungguhnya salah seorang kalian tidak akan selamat dengan amalnya. Para sahabat brtanya: tdak pula engau wahai Rasulullah? Beliau menjawab: tidak pusa saya, hanya saja Allah melimpahkan rahmat dan karunianya kepadaku.” (HR. Muslim)

Letak perelisihan ada pada huruf (ba’) yang sering diartikan sebab. Berarti seseorang tidak masuk surga (tidak selamat) dengan sebab amalnya. Padahal sejumlah ayat menerangkan bahwa amal adalah salah satu sebab masuk ke surga. Yang benar ba’ trsebut adalah ba’ tsamaniyah, artinya ba’ yang menunjukkan harga. Maksudnya amal bukan harga (alat barter) untuk masuk surga, tapi masuk surga dengan sebab amal yang mendapat taufiq dan rahmat dari Allah. Dan kita tidak mendapat taufiq untuk beramal shalih kecuali dengan rahmat Allah dan karunianya.

Imam Nawawi berkata dalam syarahnya: Zahir hadits ini menjadi bukti bagi Ahlul Hak bahwa seseorang tidak berhak mendapat pahala dan surga dengan ketaatannya. Adapun firman Allah “Masuklah surga dengan apa yang sudah kalian kerjakan”, “Itulah surga yang diwarisan untuk kalian disebabkan apa yang sudah kalian kerjakan”, dan ayat-ayat yang menunjukkan bahwa amal menjadi sebab masuk surga lainnya. Hadits-hadits ini tidak bertentangan dengan makna ayat bahwa masuk surga dengan sebab amal, lalu taufik untuk beramal, hidayah, dan ikhlas di dalamnya, serta diterimanya amal dengan sebab rahmat dan karunia Allah Ta’ala. Sehingga maksud hadits, seseorang tidak masuk surga sebatas dengan amalnya. Dia masuk surga dengan amal-amal, yaitu dengan sebab amal tersebut yang itu dari rahmat Allah. Wallahu A’lam.”

Hadits di atas juga mengabarkan bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam mendapat jaminan rahmat dan karunia dari Allah sehingga amal-amal beliau diterima dan dimasukkan ke dalam surga. Maka berdalil dengan hadits di atas bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tidak dijamin masuk surga adalah salah besar.

. . . Kaum muslimin dari kalangan sahabat dan pengikut mereka yang baik meyakini bahwa Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dijamin masuk surga. . .

. . . Tidak ada yang menyangsikan bahwa utusan Allah kepada mereka berada di surga Firdaus sesudah wafatnya. . . .

Baca juga:
6 Dalil-Dalil Rasulullah SAW Dijamin Masuk Surga
sumber:
voa-islam.com