Sabtu, 18 April 2015

Teladan dari Saudagar Perhiasan

Pada suatu hari yang cerah, ada seorang saudagar perhiasan di zaman tabi'in yang bernama Yunus bin Ubaid. Beliau menyuruh saudaranya untuk menjaga kedainya karena dia akan keluar sebentar untuk menjalankan shalat.

Ketika itulah datang seorang Baduwi yang hendak membeli perhiasan di kedai Yunus tersebut hingga terjadilah jual beli antara di antara Baduwi dan penjaga kedai yang diamanahkan Tuannya tadi. Satu perhiasan permata yang hendak dibeli harganya adalah 400 dirham. Barang tersebut dibeli oleh Baduwi tanpa meminta pengurangan harga.






Di tengah jalan, Baduwi berpapasan dengan Yunus bin Ubaid. Yunus bertanya kepada Baduwi yang membawa perhiasan tersebut karena sepertinya Yunus mengenali perhiasan semacam iti di kedainya.
"Berapa harga barang yang kamu beli ini?" tanya Yunus.
"400 dirham," jawab Baduwi.
"Tetapi harganya cuma 200 dirham. Tolong kembalilah ke kedai saya agar saya bisa mengembalikan kelebihan uangmu," jelas Yunus.
"Biarlah. Aku senang dan beruntung karena di tempat saya barang seperti ini paling murah harganya 500 dirham," jawab Baduwi.




Tetapi saudagar Yunus tetap bersikukuh tak mau melepaskan Baduwi itu dan meminta kembali ke kedainya agar bisa dikembalikan kelebihan uangnya. Akhirnya Baduwi pun setuju setelah beberapa lama dibujuk oleh saudagar Yunus.

Setelah sampai di kedainya, Ynus berkata kepada saudaranya,
"Apakah kamu tidak malu dan takut kepada Allah SWT atas perbuatanmu menjual barang tadi dua kali lipat?"
"Tetapi dia sendiri yang mau membelinya dengan harga 400 dirham,"jawab saudaranya.

Di atas belakang kita terpikul satu amanah untuk memperlakukan saudara kita seperti memperlakukan terhadap diri kita sendiri.

sumber: posmo