Kita sudah mengetahui bahwa Natal itu bukan kelahiran Yesus yang tercantum dalam Injil, melainkan ajaran Paulus Liberus.
Oleh karena itu, uma Islam tidak perlu bersusah payah merayakan Natal bersama sahabat atau keluarga mereka.
Langkah yang diambil cukup menghormati dan saling menghargai keyakinan masing-masing. Jika diundang, maka diperbolehkan datang dengan tujuan saling menghromati dan silaturrahmi, bukan merayakan.
Baca juga postingan tentang Seputar Natal.
Fatwa MUI tentang Natal
Sejarah Natal menurut Al Qur'an
Yesus tidak Lahir tanggal 25 Desember
Artikel keren lainnya: