Berdoa merupakan amal utama dalam Islam.
Bahkan semua ibadah mengandung doa dan harus disertai doa.
Olek karenanya para ulama membagi doa itu dalam dua bagian: pertama, doa ibadah, artinya di saat menjalankan ibadah, seseorang pasti ada harapan kepada Allah dari pelaksanaan itu, seperti agar ibadahnya diterima, diampuni dosanya, dimasukkan surga dan sebagainya. Kedua, doa mas'alah (doa permintaan), yaitu seseorang mengangkat tangannya ke langit, memanggil nama Allah, lalu menghaturkan permohonannya, misalnya supaya diberi keturunan shalih, dimudahkan rizkinya, dan semisalnya.
Doa juga menjadi perekat antara seorang hamba dengan Rabb-nya, yang menunjukkan butuhnya hamba kepada-Nya. Sehingga siapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Allah murka kepadanya.
Allah SWT berfirman,
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
Artinya:
60. dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina".
(QS. Al-Mu'min: 60)
Pada intinya, doa sangat istimewa dalam ajaran ISLAM dan termasuk inti dari ibadah. Sedangkan ibadah itu bersifat tauqifiyah, tidak diketahui perihalnya kecuali dengan dalil. Adakah dalil yang memerintahkan dan menunjukkanya?
Sementara selamatan, banyak sekali definisi yang diberikan. Intinya, meminta doa agar diberi kelancaran, keberkahan, kesuksesan dalam apa yang dijalani baik berupa bisnis, usaha, bekerja ke luar daerah, pergi haji, akan menikahkan, menempati rumah baru, dan semisalnya.
Supaya tak ada hambatan berarti, tak terduga, serta di luar jangkauan kemampuan yang merintangi perjalanan ke depannya. Pelaksanaannya biasanya dalam bentuk suatu upacara perayaan dengan mengundang orang banyak dari kerabat, teman dekat, masyarakat sekitar, dan ada juga dengan mengundang anak yatim. Bentuk semacam ini yang tak pernah dicontohkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam, para sahabat dan ulama terdahulu.
Dari sini dapat disimpulkan bahwa selamatan bagian dari doa, namun dibalut dengan perayaan dalam bentuk memanggil orang. Sebenarnya, meminta doa dari orang yang shalih (yang lebih besar kemungkinan dikabulkan doanya) boleh-boleh saja, walaupun kalau berdoa sendiri itu lebih utama, karena dengan berdoa sendiri berarti dia beribadah dan akan dapat pahala. Berdoa sendiri juga lebih menumbuhkan sikap khudhu' dan khusyu' kepada Allah, serta menumbuhkan pengharapan yang besar kepada-Nya.
Sedangkan meminta-minta doa kepada yang lain, biasanya, hanya mengandalkan doa orang lain semantara tidak ada perubahan lebih pada diri orang tadi.
Pokok masalah ada pada bentuk atau tatacara berdoa dalam selamatan tadi.
Yakni dengan perayaan dan memanggil orang banyak untuk dimintai doanya tanpa memandang lebih pada kesalehan orang yang hadir. Dan cara semacam ini tak pernah ada contoh dari generasi terbaik umat ini. Maka dikhawatirkan termasuk bagian dari mengada-adakan perkara baru dalam Islam yang termasuk perbuatan dosa.
Tidak ada tuntutan doa khusus yang dibaca di dalam selamatan, karena selamatan sendiri tidak ada contoh dari Nabi SAW, para sahabat, Tabi'in.
sumber:
voa islam.
Artikel keren lainnya: